Gaya Hidup

14/05/25

Pameran & kontes bonsai level nasional digelar di Alun-Alun Tastura Praya Lombok Tengah

 
Pameran bonsai terbaru

OPSINTB.com - Lalu Ahim dengan teliti mengamati setiap bonsai yang terpajang sepanjang Alun-Alun Tastura Praya, Lombok Tengah. Pagi itu, ia mengelilingi stand bonsai mame (bonsai berukuran 0-30 cm), lalu ia melanjutkan ke stand bonsai medium (ukuran 30-1,5 cm).


''Mengamati bonsai adalah cerminan melihat orang lain: kita tahu sisi baik atau buruknya,'' tutur Ahim saat dijumpai opsintb.com dalam pameran dan kontes bonsai nasional piala Bupati Lombok Tengah, Rabu (14/5/2025).


Laki-laki asal Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur itu menyempatkan diri mampir ke pameran dan kontes bonsai kerjasama Pemda Lombok Tengah dengan Perkumpulan Penggemar Bonsai Seluruh Indonesia (PPBI), yang diselenggarakan 9-18 Mei 2025.


Ahim juga salah seorang peserta dalam kontes ini. Bonsai jenis iprik yang sudah dirawatnya selama sepuluh tahun masuk kategori ''best ten'' dan disematkan bendera kuning.


''Ya sepuluh tahun lebih saya menggemari bonsai,'' tambahnya.


Di sudut lain, Asep Utama, seorang panitia sibuk memotret bonsai-bonsai itu. Ia bertugas mendokumentasikan sebagai bahan laporan ke PPBI pusat. 


Kata Asep, ada 11 jenis bonsai yang dipamerkan dalam pameran kali ini. Yang terbanyak jenis Saeng Simbur. ''Kami sedang mengupayakan mengangkat jenis lokal, Saeng Simbur, karena di Lombok sekarang sudah agak langka,'' kata Asep.


Ia mengatakan, mulai menggemari bonsai sejak 1995. Banyak kontes yang telah diikutinya. Salah satu yang tak bisa dilupakan adalah ketika mengikuti kontes bonsai Asia Pasifik di Australia, 2008 silam.


''Banyak pelajaran, banyak inspirasi yang didapatkan selama mengikuti kontes itu, termasuk cara merawat, karena merawat bonsai harus telaten dan sabar,'' ujar Asep.


Bendahara PPBI Lombok Tengah, Sayuti menjelaskan, ada 600 lebih bonsai serta bahan bonsai yang mengikuti kontes dan pameran skala nasional ini.


Para peserta datang dari hampir seluruh kabupaten/kota se-NTB. Selain itu, terdapat pula peserta dari Bali dan Probolinggo, Jawa Timur.


''Mereka rela datang jauh-jauh, karena ini sklanya nasional,'' jelas Sayuti.


Ditambahkan, tidak ada hadiah tertentu bagi pemenang kontes, namun mereka akan diberikan kemudahan mengikuti kontes tingkat nasional di pusat.


Adapun yang menjadi pusat perhatian dalam pameran dan kontes kali ini adalah bonsai Saeng Simbur, bonsai legend berusia 30 tahun. Bonsai ini telah mengikuti kontes di Singapura. 


''Pernah juga ditawar mantan Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy, tapi pemilik tidak mau melepas. Harganya kira-kira dua kali ongkos haji,'' tutup Sayuti. (wan)

21/04/25

Mengenal Senin Apriadi, pelukis kenamaan asal Lombok Timur

 
Pelukis senin apriadi

OPSINTB.com - Senin Apriadi, mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang. Tapi tidak bagi mereka yang hobi melukis.


Pria asal Lingkungan Seruni, Kelurahan Selong, Kecamatan Selong, Lombok Timur (Lotim) ini, menghabiskan waktunya untuk melukis dan membuat bingkai lukisan maupun foto biasa. 


Di ruangan sederhana miliknya itu, dia terbiasa mengisi canvas kosong. Mengubahnya menjadi barang berharga enak dipandang.


Apriadi merupakan satu dari puluhan pelukis di Lombok Timur (Lotim). Karya-karyanya sudah banyak dilirik, bahkan sudah banyak yang dikirim ke luar negeri.


Melukis sudah puluhan tahun digelutinya. Pahit manis menjadi pelukis telah dilalui.


Terlihat, puluhan lukisan, mulai dari berukuran kecil hingga jumbo terpajang di ruangannya. Sebagian lukisan dibiarkan tergeletak begitu saja bersama potongan kampas dan kayu-kayu kecil. 


Beberapa lukisan terlihat masih setengah jadi dan beberapa sudah dipasangkan bingkai.


Sebagian lukisan telah berumur puluhan tahun, dan beberapa lukisan juga masih baru. Lukisan dengan gambar alam, wayang, dan lainnya membuat ruangan sederhana itu sangat indah dan estetik, meskipun sedikit berantakan.


“Saya kalau sekarang hanya di rumah saja. Di sini (rungan kerja, red) saja setiap hari. Mulai dari melukis dan membuat bingkai pesanan. Kalau ada event live painting, baru saya keluar,” ucap Senin Apriadi saat ditemui di rumahnya, Senin (21/4/2025).


Ia menceritakan, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) bakat menggambarnya sudah mulai terlihat. Sejak itu ia senang sering mencoret-coret dengan peralatan seadanya.


Kemudian saat menginjak usia kelas lima SD, tuturnya, bakat melukis itu semakin terlihat. 


Dirinya mengenang tahun 1.976 lalu, saat salah satu karyanya dilirik oleh pemilik Bioskop.


Saat itu, kata dia, bekerja di Bioskop tersebut sebagai bagian gambar film dan menulis spanduk. Waktu itu, ucapnya, masih menggunakan bahan seadanya seperti tripleks dan kertas manila.


Tak hanya peralatan, pewarna pun masih sangat terbatas. Seingatnya hanya menggunakan pewarna kue.


“Saat itu saya juga sering disuruh buat spanduk secara manual, tapi saat itu saya belum fokus dan percaya diri menjadi seorang pelukis,” katanya.


Selain itu dirinya juga sempat diminta untuk menggambar di Kantor BKKBN Provinsi NTB, untuk sosialisasi program BKKBN. 


Selain aktif melukis, dirinya juga menekuni bidang olahraga. Seperti karate, catur, sepakbola, dan lainnya.


Pada tahun 1985 hingga 1990, dirinya merupakan salah satu atlet catur asal Lotim. Selain itu dia juga sempat menjadi pelatih sepak bola di Lotim.


“Saat itu saya melatih bola sambil melukis. Meskipun tahun 1980 itu kita sudah mengenal banyak warna dan sudah bergabung di salah satu sanggar,” tutur Apriadi.


Pada awal tahun 1990, ia kemudian memutuskan keluar menjadi atlet catur dan fokus melukis. Meskipun saat itu dirinya masih mengemban amanah sebagai pelatih sepak bola.


Dia harus rela bolak balik Lombok Bali untuk melukis dan jual lukisan.


Dari sana, diakui bakat melukis dan karyanya banyak dilirik oleh pencinta seni lukis. Meskipun saat itu karyanya dijual dengan harganya masih sangat murah.


Dia menuturkan, dia berproses lebih dari 13 tahun untuk betul-betul bisa menjadi pelukis. Lantaran bakatnya itu tak diasah dibangku sekolah, melainkan secara otodidak.


“Saya matangnya di tanjung luar. Karena saya sering melukis di tanjung luar di dermaga,” kenang Apriadi.


Diakui pahit manis menjadi pelukis sudah habis dilalui. Berbagai pameran pun telah dijajaki.


Meskipun pernah menjadi seorang yang aktif di dunia olahraga dan menjadi atlet. Namun ia lebih memilih untuk fokus menjadi seorang pelukis. 


Bahkan sejak masih muda ia menolak sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) demi tetap melukis.


Ratusan lukisan telah dijual, dan sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Satu lukisannya dibandrol dengan harga minimal Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Namun sebagian besar lukisannya dijual di bawah Rp 10 juta.


“Paling mahal Rp 10 juta, itu lukisan perahu diambil oleh wisatawan dari Kanada. Kalau Sekarang paling harganya di bawah Rp 10 juta saja,” ungkapnya.


Sebelum pandemi Covid-19 diakui menjadi tahun kejayaan di dunia seni lukis, berbagi pameran telah diikuti dan ratusan lukisan terjual, pun alat dan bahan melukis.


Namun setalah namun saat bencana non alam itu menyerbu, dirinya hanya fokus bekerja di sanggar Dame Kampas miliknya. Untuk melukis, menjual alat dan bahan melukis dan bingkai.


Selain itu dirinya juga membuka pelatihan melukis di rumahnya. Banyak anak-anak SMK maupun SMP yang belajar melukis di rumahnya. 


Saat ini diakui ia lebih betah menghabiskan waktu di rumah di gudang seserahan miliknya. Meskipun kerap mendapat tawaran menjadi guru seni di berbagai sekolah.


Dulu kata dia, menjadi seniman itu, dianggap tidak jelas, orang tidak berpenghasilan. Ternyata anggapan itu salah, justru menjadi sumber penghasilan. 


"Hanya ini sekarang yang saya kerjakan, menjadi sumber penghasilan saya," terangnya.


"Saya memilih untuk melukis di rumah saja, sembari mengajar anak-anak yang pelatihan melukis,” pungkasnya. (zaa)

08/04/25

Gratis nonton Event Paralayang Internasional 2025 di Skylancing Lombok

 
Paralayang internasional 2025

OPSINTB.com - Event paralayang internasional PGAWC (Paragliding Accuracy World Cup) Seri 3 bakal digelar di Skylancing Lombok - Indonesia bulan depan. Pihak panitia telah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut event akbar tersebut.


Pihak Pemprov NTB dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mendukung penuh penyelenggaran event tahunan tersebut.


Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Tribudi Prayitno mengatakan, keberadaan Skylancing yang telah banyak dikenal mengukuhkan peran NTB sebagai lokasi yang representatif untuk pengembangan sport tourism.


“Ini sebagai salah satu bukti bahwa NTB khususnya Lombok dan Skylancing telah menjadi lokasi kegiatan spot tourism. PGAWC ini kan event paralayang skala internasional yang punya gengsi di kalangan komunitas paralayang. Dan ini diikuti oleh peserta yang masuk rangking dunia. Ini kali ketiga Skylancing berkesempatan menjadi tuan rumah," kata Tribudi Prayitno, Senin (7/04/2025).


Tribudi terus memantau perkembangan olahraga semacam itu di NTB. "Informasinya ini (PGAWC) kali terkahir, sebab pihak SkyLancing berencana mencoba menjelajah event lain yang sifatnya lebih banyak kepesertaan. Skylancing sudah tergabung dalam komunitas dan sedang menggagas event yang pesertanya umum. Ini sangat bagus untuk perkembangan sport tourism di NTB. Ini bagus sekali," urainya.


Dia menerangkan, berdasarkan informasi yang pihaknya peroleh, Skylancing telah dilirik oleh Pengprov FASI (Federasi Aerosport Indonesia) sebagai salah satu venue Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang telah menempatkan NTB dan NTT sebagai tuan rumah bersama.


“SkyLancing juga sudah dilirik oleh Pengprov FASI yang telah melakukan kunjungan pada bulan Februari kemarin. Informasinya, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 untuk cabor FASI yang terdiri atas enam cabor akan memohon kepada KONI agar venuenya di NTB khususnya Skylancing," bebernya.


Lebih jauh, terhadap event PGWAC yang akan digelar bulan Mei mendatang, pihak Pemprov NTB telah menyiapkan sejumlah skema dukungan. Mengingat, event PGAWC tersebut juga masuk ke dalam satu dari 58 Calender of Event yang telah dirilis Pemprov NTB untuk tahun 2025.


“Kemarin saya sudah bertemu dengan salah satu panitia, kami sedang memfasilitasi agar ada dukungan dari BUMD yang ada di NTB dan sudah saya sampaikan ke Pak Sekda, Pak Sekda juga sudah membuat surat kepada sejumlah BUMD. Semoga nanti mendapat dukungan sebab ini sangat membantu daerah dalam pencitraan sebagai daerah sport tourism," jelas Mantan Pj Wali Kota Mataram itu.


Secara eksplisit, Yiyit menjelaskan bagi masyarakat yang hendak menonton event PGAWC tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Hal tersebut diambil guna lebih mendekatkan olahraga paralayang ke masyarakat, khususnya di NTB. Lebih jauh, Yiyit mengaku, event paralayang di SkyLancing telah membawa banyak hal bagi pengembangan daerah, khususnya di bidang olahraga dan pariwisata.


“Memang jenis cabor ini menurut kebanyakan orang berbiaya tinggi. Tapi sebetulnya ketika ada keinginan atau kegemaran dalam menngemari hobi ini maka ada ruang yang bisa difasilitasi. Sebagai contoh teman-teman dari LANUD ZAM (Rembige) banyak sekali memfasilitasi termasuk komunitas-komunitas," bebernya.


“Ketika ini sudah beralih kepada selain olahraga misalnya bisnis ini sangat menjanjikan, dan itu larinya (mohon maaf) sudah ke industri olahraga. Sebagai contoh apa yang dilakukan oleh teman-teman di SkyLancing. Banyak hal yang bisa digerakkan dari event di Skylancing ini," sambungnya.


Ke depan, Pemprov NTB bersama sejumlah stakeholder terkait bakal berupaya lebih mendekatkan olahraga tersebut kepada masyarakat.


“Ke depan, dengan adanya kolaborasi kita harapkan semakin banyak orang yang menggemari olahraga ini. Kita sudah diskusi dengan Pengprov FASI juga dengan pegiat, akan banyak program yang akan dilakukan dalam mensosialisasikan olahraga semacam ini," bebernya.


Terpisah, Ketua Panitia PGAWC 2025, Roy Rahmanto menyampaikan, antusiasme tinggi dari para atlet paralayang mencanegara untuk mengikuti gelaran PGAWC di Skylancing pada Mei mendatang. Hingga awal April, tercatat sebanyak 95 atlet telah mendaftarkan diri.


95 atlet tersebut tercatat berasal dari sekitar 17 negara. Di antaranya Yang berasal dari : China, Indonesia, Saudi Arabia, Hongkong, Korea Selatan, UAE, Iraq, Prancis, Spanyol, Malaysia, Turki, Mongolia, Serbia, Kosovo, China Taipei, Algeria, dan Nepal.


Roy menerangkan, saat ini pihaknya tengah fokus mempersiapkan acara akbar tersebut. Pihaknya sedang mempersolek lokasi acara untuk kenyamanan atlet dan penonton.


“Untuk saat ini kita sedang pelebaran area take off untuk lokasi opening dan closing ceremony. Kita ingin tahun ini agar masyarakat bisa ikut menikmati di area take off. Kalau kemarin belum memungkinkan karena luas areal terbatas. Akase ke masyarakat umum masih terbatas," jelas Roy.


Pihaknya di Skylancing telah membuka areal kawasan baru untuk menunjang event di lokasi tersebut. Hal itu dilakukan semata-mata guna kenyamanan. "Kita buka lahan setengah hektare untuk akses masyarakat. InsyaAllah nyaman, termasuk tempat parkir," ujarnya.


Pada event kali ini, Roy mengaku mempersilakan masyarakat untuk menonton dan menikmati event PGAWC. Pihak panitia telah mempersiapkan agar masyarakat dapat menonton dengan nyaman.


“Betul (gratis). Masyarakat tidak dipungut biaya masuk, fasilitas toilet kita siapkan, tanpa membayar. Jadi masyarakat kita buat nyaman. Itu semua free," bebernya.


Meski demikian, pihaknya tetap membatasi akses masyarakat di lokasi acara. Terutama di areal-areal khusus atlet. Kebijakan ini diambil guna mengedepankan aspek keamanan.


Lebih jauh, Roy mengaku, hingga saat ini, tercatat sebanyak dua atlet NTB telah mendaftarkan diri berlaga di PGAWC 2025.

Pendaftaran PGAWC 2025 pihaknya akan tutup pada Minggu kedua bulan Mei.


“Dari NTB sejauh ini seingat saya baru dua (atlet). Ini berkaitan dengan seleksi, yang bisa ikut event ini harus masuk di rangking tertinggi, bukan like and dislike. Kalau mau jujur, sebetulnya belum ada atlet NTB yang layak tampil di PGAWC, berdasarkan standarisasi PGWAC," bebernya.


Kendati demikian, pihak panitia diberikan wild card sebanyak lima slot untuk mengggunakan hak istimewa (hak prerogatif) untuk memberikan kesempatan bagi atlet (yang belum memasuki rangking dunia) untuk berlaga di PGWAC. Pihak panitia bakal memberikan slot tersebut kepada atlet asal Indonesia, khususnya NTB.


“Penyelengfaran diberikan wild card untuk lima peserta, yang tidak lolos seleksi maka dia bisa ikut dengan wild card. Tujuan kita kan ingin mengembangkan dan mendorong teman-teman di NTB untuk ikut," beber Roy. (red)

07/04/25

Komunitas Seni Waktu gelar live painting bersama Wakil Bupati Lombok Timur

 
Komunitas seni waktu

OPSINTB.com - Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Lombok Timur, H Moh Edwin Hadiwijaya menghadiri gelaran Live Painting di Desa Jurit Baru, Kecamatan Peringasela, Lombok Timur, Minggu (06/04/2025).


Live Painting yang digelar oleh Komunitas Seni Waktu ini bertujuan untuk mengangkat potensi seni lukis di Lombok Timur.


Pendiri Komunitas Seni Waktu, Muhammad Zulpiandi mengatakan, acara ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya seni lukis.


Kegiatan itu bisa terselenggara, kata dia, tak hanya oleh Komunitas Seni Waktu, namun juga keterlibatan kelompok seni lainnya.


"Peminat melukis di Lombok Timur  masih rendah," diakuinya.


Untuk itu disebutnya Live Painting digelar guna mensosialisasikan ke masyarakat soal lukisan yang langsung berhubungan dengan alam. 


Hasil karya lukis, beda halnya dengan hasil kamera atau foto. Karena ada hal-halnya yang tidak bisa diambil.


Dia mencontohkan, poto diambil dari alat, sedangkan lukisan dari tangan dan bersal dari jiwa, yang terbentuk di kampas.


"Bukan hanya keindahan tetapi jiwa mampu menyerap keindahan alam tersebut lalu di tuangkan di kampas," terangnya.


Menurutnya, salah satu faktornya ialah daerah yang masih agak terbelakang. Masyarakat, ucapnya, masih lebih banyak membelanjakan uangnya untuk hal yang pokok. Di lain sisi, pasar lukisan di Lotim masih kurang. 


"Para seniman berharap ke pemerintah daerah untuk memfasilitasi para perupa agar ada wadah untuk menjual lukisanya," pintanya.


Wakil Bupati (Wabub) Kabupaten Lombok Timur, H Moh Edwin Hadiwijaya memberikan dukungan terhadap kegiatan yang dimotori oleh para perupa tersebut.


Edwin mengatakan, Lotim memiliki Dewan Kesenian Daerah. Lembaga ini nantinya bisa terkoneksi dengan pemerintah pusat.


"Sehingga progaram-program pusat bisa difasilitasi oleh pemerintah daerah yang bisa dibawa ke daerah," ucapnya.


Dalam lembaga itu, kata dia, berkumpul beberbagai komunitas atau pelaku seni. Mulai perupa, pengerajin, kemudian tradisi-tradisi adat, pembuat film, novelis, dan yang lainnya.


"Kalau kita bisa mengkolaborasikan itu semua dalam suatu wadah kemudian kita bawa ke titik-titik pariwisata kita, pasti berdampak besar," kata Edwin.


Infrastruktur kearah itu, sebutnya, harus disiapkan. Wisatwan, tak hanya mengunjungi destinasi dan menikmati alamnya, tapi juga bisa melihat langsung karya para perupa sehingga ada dampak ekonomi.


"Pemerintah daerah penting hadir, sehingga nantinya perupa-perupa ini bisa tetep berkarya dan karyanya bisa terserap di pasar, itu yang kita harapkan," pungkasnya. (zaa)

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama